Sedih,
pilu, gundah mungkin juga marah. Itulah yang dirasakan orang yang ditolak. Ditolak
cintanya, ditolak lamaran pada suatu pekerjaan atau ditolak proposalnya. Yang
paling sering terjadi adalah ditolak penawarannya. Hampir semua penjual pernah
mengalami penolakan. Namun yang berbeda adalah cara menghadapi penolakan itu.
Ada yang larut dalam
kesedihan lalu menjadikannya putus asa. Ada
yang yang justru menjadikan kata ‘tidak’ sebagai pemicu semangat untuk
melakukan usaha lebih keras lagi. Sebagaimana Kolonel Sanders yang ratusan
bahkan ribuan kali ditolak ketika menawarkan resep ayam gorengnya. Namun ia
tidak menyerah. Kini kita lihat kedai yang menjual ayam goreng dengan label Kentucky
Fried Chicken hampir ada di semua kota
di dunia, termasuk Indonesia.
Buah dari ketekunan menghadapi penolakan mengantarkan banyak sales pada posisi
puncak karier dengan penghasilan milyaran rupiah.
Kata
‘tidak’ bukan akhir segalanya. Penolakan tidak berarti dunia ini sudah kiamat.
Barangkali dengan mengatakan ‘tidak’, calon pelanggan ingin mengatakan ‘tidak
saat ini’ atau ‘tidak yang ini’. Artinya masih banyak kesempatan. Mungkin juga
mereka mengatakan tidak karena kurang memahami produk kita. Atau memang budget
yang tidak sesuai dengan penawaran kita. Bisa jadi karena prospek belum
mengetahui kelebihan dari produk yang ditawarkan.
Berpikir
positif, itulah jawabannya. Caranya adalah memandang bahwa masih ada
kesempatan. Langkah selanjutnya adalah membuat persiapan untuk melakukan hal
lebih baik lagi. Belajar dari apa yang dilakukan para marketer MLM yang
hampir tidak pernah mengenal kata menyerah. Mereka melakukan upgrading
diri sendiri, bahkan dengan biaya mereka sendiri. Meningkatkan kemampuan negosiasi,
kemampuan presentasi, penguasaan produk hingga ketrampilan memahami karakter
personal seseorang hingga mudah melakukan pendekatan.
Selanjutnya
adalah mengubah cara pandang. Menempatkan posisi pada orang yang melakukan
penolakan. Proposal yang diajukan ditolak. Biasanya disikapi dengan nada
negatif. Itulah dia memang sentimen sama saya, setiap mengajukan sesuatu
ditolak. Atau aneka prasangka lain yang justru akan menambah beban pikiran
kita. Cobalah untuk berpikir terbalik. Seandainya saya pada posisi orang
tersebut, apa yang membuat saya menolak penawaran ini. Dengan demikian kita
akan menemukan jawaban. Proposal kurang lengkap. Biayanya terlalu besar.
Saatnya belum tepat. Gali ide lebih kreatif lagi. Terlalu mahal. Kurang efisien
dan seterusnya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.